BAB II
PEMBAHASAN
MOTIVASI BELAJAR
1 Pengertian motivasi belajar
Motivasi
berasal dari bahasa Latin, movere yang berarti bergerak atau bahasa
Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam
diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak
berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor
eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut
motivasi.
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan
berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai
suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc.Donald mengatakan bahwa”motivation
is a energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reactions” motivasi adalah suatu perubahan energi didalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi
untuk mencapai tujuan. (Oemar Hamalik,1992: 173)
perubahan enegi dalam diri seseorang itu terbentuk suatu aktivitas nyata berupa
fisik. Karena seseorang menpunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka
seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai dengan segala upaya yang
dapat dia lakukan untuk mencapainya.
Motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau
organisme yang mendorong perilaku kea rah tujuan (Walgito, 2004: 220). Sedang
menurut Plotnik (2005: 328), motivasi mengacu pada berbagai factor fisiologi
dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang
spesifik pada waktu tertentu.
Motivasi adalah suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan
(persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985).
Dalam proses
belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas balajar. Hal ini
merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh
kebutuhannya.segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik
minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan
kebutuhannya. Maslow (1943, 1970)sangat percaya bahwa tingkah laku manusia
dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu,seperti kebutuhan
fisiologis,rasa aman, rasa cinta, penghargaan, aktualisasi diri, mengetahui dan
mengerti dan kebutuhan estetik.
Seseorang yang
melakukan aktivitas balajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar
dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas
belajar, namun seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan
dari luar dirinya merupakan motivasi ekstinsik yang diharapkan. Oleh karena
itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam
diri seseorang sebagai subjek belajar.[1]
2.
macam-macam motivasi
Dalam belajar dapat diciptakan
suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi.[2]Tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga dia mau
melakukan belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat
pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Motivasi instrinsik
Yang
dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya seseorang yang
senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin
mencari buku-buku untuk dibaca. Motivasi instrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktifitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
berkaitan dengan aktifitas belajar.
Perlu
diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, dan ahli dalam satu bidang
tertentu.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dari fungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Misalnya seseorang itu belajar, karena tau besok
paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji
oleh temannya. Hal ini bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak
penting.[3] Pada orang yang tingkat motivasi instrinsiknya rendah, justru motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik yang diberikan secara tepat,
secara perlahan dapat mencangkokkan motivasi instrinsik telah untuk belajar
manakala belajar yang direkayasa dengan motivasi ekstrinsik telah menjadi
kebiasaan bagi siswa. Bahkan kalau sudah sampai ditahap pada kenyataannya anak
tidak sama, temasuk motivasinya. Ketidaksamaan dalam motivasi ekstrinsik.
Pengelolaan kelas yang baik, sikap guru hangat dan antusias serta pemberian
penghargaan dan penguatan anak melakukan atau mencapi prestasi belajar yang
memuaskan adalah salah satu bentuk dari motivasi prestasi ekstrinsik.[4]
3. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Slameto
dalam bukunya Belajar Mengajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
menyebutkan ada beberapa hal yang membangkitkan motivasi siwa, sebagai berikut.
1. Menggairahkan Siswa
Dalam
kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal
yang monoton dan membosankan. Guru harus memberikan pada siswa cukup banyak
hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memelihara minat
siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah
dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi pelajaran. Discovery
Learning dan metode sumbang saran (Brain Storming) memberikan
kebebasan semacam ini. Untuk dapat meningkatkan kegairahan siswa, guru harus
mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal siswa-siswanya.
2. Memberikan
Harapan Realistis
Guru harus
memelihara harapan-harapan siswa yang realistis, dan memodifikasikan
harapan-harapan yang tidak realistis. Untuk ini pengajar perlu memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis siswa pada
masa lalu, dengan demikian pengajar dapat membedakan antara harapan realistis,
pesimistis, atau terlalu optimis. Bila siswa telah banyak mengalami kegagalan,
maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan pada siswa.
3. Memberikan Insentif
Bila siswa
mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan memberikan hadiah pada siswa (dapat
berupa pujian, angka yang baik, dsb) atas keberhasilannya, sehingga siswa
terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan
pengajaran. Sehubungan dengan hal ini umpan
balik merupakan hal yang sangat berguna untuk meningkatkan usaha siswa.
4. Mengarahkan prilaku
anak didik, dengan cara menunjukkan pada
siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka
melakukan sebaik-baiknya.[5]
Ada beberapa ciri siswa yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini dapat dikenali melalui proses
belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip oleh
Ali Imran dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran, bahwa:Tertarik kepada guru,
artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh; tertarik pada mata
pelajaran yang diajarkan; mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan
perhatiannya terutama kepada guru; ingin selalu bergabung dalam kelas; ingin
identitas dirinya diakui oleh oaring lain; tindakan, kebiasaan moralnya selalu
dalam kontrol diri; selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali dan
selalu terkontrol oleh lingkungannya.
Sardiman juga mengemukakan pendapat yang
masih dikutip oleh Ali Imran dalam buku Belajar dan Pembelajaran bahwa
Ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah tekun dalam menghadapi
tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, ulet menghadapi
kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang
diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah
belajar; lebih suka bekerja sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain;
tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin; dapat mempertahankan pendapatnya;
tidak mudah melepaskan apa yang diyakini; senang mencari dan memecahkan
masalah.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi
terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan
mengarahkan sikap dan perilaku siswa. Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu
kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Dalam proses
interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik,
diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Sardiman AM. Menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang harus ditempuh dalam mengarahkan dan menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
Memberi Angka
Angka adalah sebagai simbol atau
nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi
yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau
bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini
biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum.
Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua, atau tiga dari anak didik lainnya. Pemberian hadiah bisa juga diberikan dalam bentuk beasiswa atau dalam bentuk lain seperti alat tulis. Dengan cara itu anak didik akan termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai.
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua, atau tiga dari anak didik lainnya. Pemberian hadiah bisa juga diberikan dalam bentuk beasiswa atau dalam bentuk lain seperti alat tulis. Dengan cara itu anak didik akan termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai.
Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat
digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka
bergairah dalam belajar. Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun kelompok
diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan
proses interaksi belajar mengajar yang kondusif. Bila iklim belajar yang
kondusif terbentuk, maka setiap anak didik telah terlihat dalam kompetisi untuk
menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik
sebagai individu melibatkan diri mereka mesing-masing ke dalam aktivitas
belajar.
Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri sebagai salah satu bentuk
motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga
untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Siswa akan
belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
Memberi Ulangan
Anak didik biasanya mempersiapkan diri
dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Namun demikian, ulangan
tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru
lakukan setiap hari dengan tidak terprogram, akan membosankan anak didik. Oleh
karena itu, ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara akurat
dengan teknik dan strategi yang sistematis.
Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan
sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk
belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mangalami kemajuan, anak
didik berusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas
belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari
atau pada semester atau catur wulan berikutnya.
Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang
tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement
yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan
pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di
sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau
bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik. Dengan begitu anak
didik tidak antipati terhadap guru, tetapi merupakan figur yang disenangi dan
dikagumi.
Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang
negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat
motivasi yang baik dan efektif. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila
dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif
dimaksud di sini sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap
dan perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang
diberikan itu anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Minimal
mengurangi frekuensi pelanggaran. Akan lebih baik bila anak didik berhenti
melakukannya di hari mendatang. Oleh karena itu, hukuman hanya diberikan oleh
guru dalam konteks mendidik seperti memberikan hukuman berupa membersihkan
kelas, menyiangi rumput di halaman sekolah, membuat resume atau ringkasan, atau
apa saja dengan tujuan mendidik.
Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur
kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila
dibandingkan dengan segala kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti
pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah
pasti hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tidak berhasrat untuk
belajar. Diakui, hasrat untuk belajar adalah gejala psikologis yang tidak
berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan kebutuhan anak didik untuk
mengetahui sesuatu dari objek yang akan dipelajarinya. Kebutuhan itulah yang
menjadi dasar aktivitas anak didik dalam belajar. Tidak ada kebutuhan berarti
tidak ada hasrat untuk belajar. Itu sama saja tidak ada minat untuk belajar.
Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat
terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu sacara konsisten dengan
rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat.
Tujuan yang Diakui
Rumusan
tujuan yang diakui dan terima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang
sangat penting, sebab dengan memahami tujuan yang harus dipakai, karena dirasa
sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.[6]
4. Fungsi
Motivasi dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak didik
yang malas berpartisipasi dalam belajar. Sedikit pun tidak bergerak hatinya
untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Sementara anak didik yang lain aktif
berpartisipasi dalam kegiatan.
Fungsi motivasi dalam belajar akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut:
Fungsi motivasi dalam belajar akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut:
Motivasi
sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya
anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang
dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang belum diketahui itu
akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Oleh
karena itu, motivasi mempunyai fungsi sebagai pendorong perbuatan siswa.
Motivasi
sebagai penggerak perbuatan
Dorongan
psikologis yang melahirkan sikap siswa merupakan suatu kekuatan yang tak
terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik yang
berfungsi sebagai penggerak perbuatan siswa. Sikap berada dalam kepastian
perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana,
prinsip, dan hukum. Sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya. Berdasarkan
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat berfungsi sebagai
penggerak perbuatan.
Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik
yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan
dan mana perbuatan yang harus diabaikan. Sesuatu yang akan dicari anak didik
merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai
pengarah yang memberikan motivasi pada anak didik dalam belajar. Segala sesuatu
yang menggangu pikirannya dan dapat membuyarkan konsentrasinya diusahakan
disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat mengarahkan
perbuatan anak didik dalam belajar.
Secara umum peranan motivasi dalam setiap aktifitas manusia termasuk
didalamnya aktifitas siswa dalam belajar yang dikemukakan oleh Sardiman A.M.
sebagai berikut:
1. Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari kegiatan yang
akan dikerjakan.
2. Menentukan
arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbautan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian
dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak
menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak
serasi dengan tujuannya.
Dengan demikian motivasi memegang peranan yang penting dalam memberikan
gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat
memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Namun motivasi belajar
tidak hanya memberikan kekuatan pada daya upaya belajar tetapi juga memberikan
arah yang jelas.
Dalam kegiatan belajar motivasi menduduki peranan yang sangat penting.
Karena dapat dikatakan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiaran belajar sehingga siswa dapat
mencapai tujuan dalam pembelajaran.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan mengenai motivasi, maka dapat
dilihat bahwa motivasi mengandung 3 unsur yang saling terkait, yaitu:
1). Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri.
2). Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan.
3). Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebenarnya ada kesamaan yakni motivasi sebagai
suatu dorongan yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk
aktifitas yang nyata untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran motivasi akan mendorong siswa untuk giat belajar. Lain halnya dengan
siswa yang tidak termotivasi untuk belajar besar kemungkinan kegiatan
belajarnya kurang terarah dan malas dalam belajar, sehingga hasil belajarnya
juga kurang memuaskan jadi, motivasi sangat diperluakan sebagai pendorong dan
perangsang yang sifatnya mengarahkan dan menggiatkan kegiatan belajar yang
terarah untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
5. Prinsip-Prinsip motivasi
Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
Seseorang melakukan aktivitas
belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya
yang mendorong seseorang untuk belajar. Bila seseorang sudah termotivasi untuk
belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu
tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang
mendorong aktivitas belajar seseorang.
2. motivasi intrinsik libih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam
belajar.
Dari seluruh kebijakan pengajaran,guru lebih
banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik.tidak
pernah ditemukan guru tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran. Anak
didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk memberikan motivasi ekstrinsik
oleh guru supaya dia rajin belajar.
Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit
terpengaruh dari luar, semangat belajarnya sangat kuat, dia belajar bukan
karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharaokan pujian orang lain atau
mengharapkan hadiah berupa benda,tetapi karena ingin memperoleh ilmu yang
sebanyak-banyaknya.tanpa diberikan janji-janji pun anak didik rajin belajar
sendiri, perintah tak diperlukan karena tanpa diperintah anak sudah taat pada
jadwal belajar yang dibuatnya sendiri, self study adalah bagian yang tak
terpisahkan dari kegiatan belajar anak didik yang memiliki motivasi intrinsik.
3. Motivasi berupa pujian lebih
baik dari pada hukuman
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam
memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa
pujian, setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa
pun juga,memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja
orang lain, hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk libih
meningkatkan prestasi kerjanya,tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap,
harus pada tempatnya dan kondisi yang tepat, kesalahan pujian bisa bermakna
mengejek.
Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak didik dengan tujuan
untuk memberhentikan perilaku negatif anak didik. Frekuensi kesalahan
diharapkan lebih diperkecil setelah kepada anak didik diberi sanksi berupa
hukuman, hukuman badan seperti yang sering diberlakukan dalam pendidikan
tradisional tidak dipakai lagi, dalam pendidikan modern sekarang, karena hal
itu tidak mendidik, hukuman yang mendidik adalah hukuman sanksi dalam bentuk
penugasan meringkas mata pelajaran tertentu, menghapal ayat-ayat al quran,
membersihkan halaman sekolah dan sebagainya.
4. motivasi berhubungan erat dengan
kebutuhan dalam belajar
Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak
didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu anak didik belajar, karena bila tidak belajar berarti anak didik
tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan
5. motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar
selalu yakin dapat menyelesaikan setiap
pekerjaan. Dia yakin bahwa belajar bukan kegiatan yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga
di hari mendatang.
6. motivasi melahirkan prestasi dalam belajar,Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi
mempengaruhi prestasi belajar, tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan
indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik,[7]
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan
motivasi adalah suatu perubahan
energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Oemar Hamalik,1992: 173) perubahan enegi dalam diri seseorang itu
terbentuk suatu aktivitas nyata berupa fisik. Karena seseorang menpunyai tujuan
tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapai dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
Motivasi
berasal dari dalam diri pribadi seseorang ( intrinsik ),dan berasal dari luar
diri seseorang (ekstrinsik ).
Fungsi
motivasi dalam belajar: sebagai pendorong,penggerak,dan pengarah perbuatan.
Upaya meningkatkan motivasi belajar
diantaranya: menggairahkan anak didik,memberikan harapan realistis,memberikan insentif,mengarahkan
prilaku anak didik. beberapa cara yang harus ditempuh dalam mengarahkan dan menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:Memberi
Angka,hadiah,kompetisi, ego-involvement, pujian, mengetahui hasil,minat,dll.
B. Penutup
Demikian makalah yang kami buat,
semoga bermanfaat bagi kita semua dan menambah pengetahuan kita tentang
dasar-dasar pendidikan Islam, dan tentunya makalah yang kami buat jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran dari teman-teman sangat dan sungguh
kami harapkan. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta :
Rajawali Pers, 1992 )
Drs. Achmad Rifa’i RC. M.Pd, dkk, Psikologi
Pendidikan, (Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2009
Drs.Syaiful Bahri
Djamarah,psikologi belajar edisi2(Jakarta,renika cipta,2008)
Slameto.
2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
.
[5] .Slameto 2003. Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. h. 175-176.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar